Konferensi Pers Personal Taste
Q: Bagaimana kalian memilih “Personal Taste”?
Ye-jin: Sampai sekarang, aku telah memainkan karakter yang lebih tua dari umurku yang sebenarnya. Aku tidak terlihat tua, tapi aku memilih peran yang lebih tua karena aku mencoba untuk menunjukkan sisi keseriusanku. Film ”White Night” adalah film yang sangat sulit bagiku baik di fisik maupun psikologis, jadi aku ingin melakukan drama yang menyegarkan, muda dan menyesuaikan umurku untuk pekerjaan selanjutnya. Jadi tidaklah sulit memilih ”Personal Taste”.
Min-ho: Aku ingin melakukan drama maskulin, jadi inilah yang aku pikirkan ketika kesulitan memilih peranku selanjutnya. Aku berpikir keras dan memikirkan tentang citra publik yang sudah dimiliki Lee Minho – yang mungkin lebih mendekati anak muda daripada pria yang sesungguhnya. Aku rasa aku dapat berakting lebih baik jika memainkan peran berat dan tegas ketika aku lebih dewasa. Menurutku ”Personal Taste” itu sempurna karena ini adalah drama yang cemerlang, ceria tapi kalian juga bisa tertawa sekaligus menangis.
Q: Lee Min-ho ini adalah drama pertamamu setelah sekian lama. Ada hal yang dinamakan kutukan anak baru- apakah kamu merasa terbebani dengan hal ini?
Aku tidak terlalu terbebani, tapi merasa lebih khawatir dibandingkan dengan drama “Boys Over Flowers.” Aku tidak terbebani dengan dramanya tapi khawatir tentang bagaimana caranya mengekspersikan karakterku. Diatas semua itu, Son Ye-jin adalah aktris luar biasa dan aktor lainnya juga hebat, jadi aku merasa ada tekanan dan berkeinginan mendapat kritikan bagus tentang aktingku.
Q: Aku merasa ada kesamaan karakter antara Gu Jun-pyo dan Jeon Jin-ho – bagaimana kamu mencoba membedakan dua karakter tersebut?
Sang sutradara ingin menekankan pada kepribadian Jin-ho yang angkuh, tapi aku mencoba untuk menahan sisi itu sambil membangun karakterku. Menurutku Jin-ho tidak harus sama seperti Gu Jun-pyo.
Q: Apakah ada kesulitan mengekspresikan karakter yang berpura-pura jadi ‘gay’?
Aku tidak tahu jika dia akhirnya akan tetap berpura-pura jadi “gay”. Dia disalah artikan hanya sesaat. Jin-ho bukan ‘gay’ – dia pria jantan tapi disalah artikan sebagai seorang ‘gay’ karena suatu keadaan. Jadi aku tidak khawatir mengekspresikan karakter ‘gay’.
Q: Apa kesan kalian saat bertemu pertama kali?
Min-ho: Banyak orang mengatakan padaku kalau Son Ye-jin sangat lancang jadi aku merasa khawatir, tapi ketika sudah bertemu dengannya, aku merasa dia sangat jujur dan rendah hati. Aku menyukainya karena dia tipe orang yang ingin orang lain bicara padanya dengan sikap terus terang. Dia punya kepribadian yang baik jadi aku harap orang lain tidak salah paham padanya. (tertawa)
Ye-jin: Minho orang pertama yang dikasting dan aku berpikir pria seperti Lee Min-ho pasti akan menarik memainkan peran seperti itu. Pada umumnya, aktor-aktor pria senang memainkan peran kasar, karakter kuat dan berakting di drama yang banyak aksi laga, menurutku Lee Min-ho sangat pintar dalam memilih pekerjaannya.
Q: Son Ye-jin, sudah lama sekali kamu main dengan aktor yang umurnya sepantaran denganmu
Aku tidak punya adik laki-laku dan selalu bekerja dengan para pria yang lebih tua dariku. Jadi ketika aku bertemu Lee Minho, aku mulai berpikir alangkah bagusnya jika punya adik laki-laki sepertinya. Aku khawatir kalau aku mungkin terlihat seperti kakaknya didalam drama, tapi aku lega kalau Min-ho tidak terlihat muda. (tertawa)
Q: Sutradaranya bilang dia kan mencoba menang (dari persaingan antar stasiun televisi) dengan membuat para aktor pria menunjukkan beberapa bagian tubuhnya. Dan mereka semua punya fisik yang bagus, jadi pasti ada suatu kompetisi untuk memperlihatkan tubuh kalian.
Seul-ong: Tidak ada kompetisi tentang itu tapi ada sedikit tekanan. Aku harap semua aktor bisa latihan fisik bersama dan jadi teman baik.
Ji-seok: Ketika aku berakting di ”The Slave Hunters”. Aku merasa tertekan dengan orang-orang yang menyebut Jang Hyuk, Oh Ji-ho, Han Jeong-su “Pria Hewan” . Aku lega ternyata Seulong sama denganku.
Min-ho: Ada salah satu adegan yang mengharuskan aku telanjang dada dan aku tidak tahu harus beberapa kali lagi beradegan seperti itu. Aku ingin dikeluarkan dari kompetisi itu. Aku tidak ingin jadi seorang hewan, aku tetap ingin jadi manusia . (tertawa)
Q: Karakter wanita seperti Gae-in dan In-hee sangatlah berbeda dan unik bahkan bisa dibilang seperti dua kutub yang berlawanan. Karakter mana yang akan kamu pilih?
Dalam kehidupan nyata sebenarnya aku tidak suka tipe seperti Gae-in. Aku tidak merasa dia karakter yang dapat membuatmu langsung tertarik. Aku merasa karakter In-hee lebih menarik di kehidupan nyata. Tapi ada kemungkinan rasa cinta mulai tumbuh pada seseorang jika kamu melewatkan banyak waktu bersamanya. Jadi aku pikir tidak masalah menjalin hubungan dengan Gae-in dalam waktu yang lama.
Sumber: 10asia.co.kr + minoz-indonesia.com
Reporter: Yoonina (kritikus televisi)
Editor: Lynn Kim, Lee Ji-Hye
Reporter: Yoonina (kritikus televisi)
Editor: Lynn Kim, Lee Ji-Hye
0 comments:
Post a Comment